Subscribe:

Sabtu, 21 Januari 2012

TOREHAN ASA JEMARI KECIL


Kucoba ungkap tirai keheningan malam dalam gusar, bertatapkan hati yang penuh kemelut cakrawala kehidupan, ada rahasia yang tersirat. Ketika lentera keheningan mulai tampak, berseteru relung jiwa yang terpendam, bersama nyanyian syahdu sang pemilik jemari kecil, dia terduduk sayu nan ayu.
indah bukan? Tanyaku dalam tatapan sendu,  Jemari kecil itu hanya menunjuk satu-persatu bintang di langit tanpa sepatah kata yang terucap, kemudian menurunkan tangannya secara perlahan, menatapku dengan sejuta makna heran, lalu pergi meninggalkanku sendirian.
Ku tertunduk sejenak, ada kalanya bias senyum darinya ingin kudapatkan, namun terus saja berlalu. Aku berdiri dengan tegar, mencari sebuah kamar jemari kecil itu berada, ku terlihat dia terdiam terlelap. Sungguh indah, namun tak seberapa lama sepertinya dia merasakan kehadiranku, tatapannya seakan menyuruhku untuk mendekatinya, aku paham dan aku mendekat, dia menyodorkan jemari itu, sungguh indah, dengan balutan kehangatan dia memegeang erat tangan ku seraya tersenyum tipis, cantik sekali.
“wahai sang penjajak kehidupan”, dia memulai berbicara. “kamu tau bahwa cerita selalu memberikan kisah menarik tersendiri dalam kehidupan kita”.
“ya, tentu saja, lalu?” tanyaku kembali.
“apakah aku sungguh berharga di sisimu?”. Tanyanya dengan keseriusan.
“tentu saja, kau adalah urat nadiku”. Jawabku dengan nada meyakinkan. “memang ada apa?”.
“aku takut ketika jemari yang kumiliki ini tidak bisa lagi menemanimu dan menggenggam erat tanganmu, kau tidak akan bisa merintis kehidupan lagi, apakah kau siap untuk kehilangan ini semua duhai sang penjajak kehidupan?”.
Aku hanya terdiam, sungguh malang diriku jika itu benar-benar terjadi.
“janganlah kau berbicara seprti itu, kau tau kau dan jemari kecilmu ini adalah urat nadi bagiku, nyawa bagi ragaku, mana mungkin aku bisa bertahan sendirian, hadirmu adalah bahagiaku, kepergianmu adalah laraku”, jawabku dengan sedikit butiran yang menghias di tepian mata.
Dia hanya tersenyum lebar tanda bahwa dia puas dengan jawabanku.
“aku akan terus memegang erat tanganmu, dari sekarang kau harus selalu bersamaku, menjaga diriku, dan mari kita sama-sama mencipta dunia baru, aku ingin kita sisipkan sejuta asa dalam belukar kehidupan ini”. Jawab sang pemilik jemari kecil itu.
“ dan aku akan selalu menorehkan sebuah asa dalam hatimu agar kau merasa bahwa aku benar-benar menjadi urat nadi bagi jiwamu.”
Kala itu aku tersenyum dengan berjuta mimpi, aku tahu dia pasti selalu menemaniku setiap saat, dan benar saja, setiap malam dia selalu mengirimkan surat di setiap lelahku dan memberikan kata-kata nan indah bertajuk cita-cita yang indah, ketika aku penat dengan kehidupan, ku selalu singgah ke kamar jemari kecil, memandangnya sungguh memberikan keyakinan, bersamanya selalu mengalirkan kehidupan dengan nada yang baru.
            Aku senang sang jemari kecil itu hadir dalam kehidupanku, tanpanya apalah daya ku, kini kami melangkah bersama mengarungi kehidupan dengan penuh kekuatan, asa yang dia berikan kepadaku sungguh sarat makna.roda kehidupan yang penuh ranjau ini akan aku jinakkan bersama sang jemari kecil itu.

Created by : Rusmini


Senin, 16 Januari 2012



Derai Mistis Seruanku

Syahdu nyanyian burung
Yang tengah berkicau di pagi hari
Membuat alunan-alunan nada yang indah
Tuk bermunajat kepadanya
Cahaya gemilau embun pagi nan sejuk
Matahari yang kian merona
Kini mulai menampakkan cahayanya
Maha dahsyat ciptaanmu
Mereka bertasbih memujimu
Seraya dengan khas rasa sendu
Tapi kenapa manusia hanya sesekali membuka mata
Tuk kembali ke dalam mimpinya
Tak kah kau pikirkan kesibukan yang dijalani makhluknya
Merajuk hati dekati nista
Takkan terjamah jurang sengsara
Semboyan hati mendekap asa
Ketukan berduri



Untaian kata terangkai rapi
Membuat belenggu memasung diri
Rantai besi bermandi api
Meluluh leburkan rasa yang terpatri
Pedangmu cukup tajam tuk mengiris
Dan berhasil mengoyak luka terdalam
Kau menang dalam pancaran
Kudiam dalam kesedihan
Candamu yang berbau kehinaan
Senyumku yang bergeming dalam kenestapaan
Diriku hanyut dalam nista
Mengamuk diam dalam tangis
Tangisan yang kian terpendam
Terpendam hingga tak terbalas
Ombak hebat menghempasku
Lalu kutergoncang, terdampar terbujur kaku
Ku terdiam tanpa sepatah kata
Meratapi lara yang kian melanda
Mengiba diri memelas kasih
Kutahu rintihanmu bersajak kasih
Tapi kasihmu terjebak benci
Tahukah kau?
Sinar sendu tlah tertutup kabut
Kabut tebal yang tak pernah menghilang
Dan kekal selamanya

Minggu, 15 Januari 2012

MJ & SAHABAT YANG HILANG



            MJ & Sahabat Yang Hilang
Hai, aku MJ, umurku 20 tahun, aku berasal dari negeri antah berantah, datang dengan gelisah, dalam kurun waktu 2 tahun ini aku terjebak dalam keadaan yang membuatku berubah, aku bingung berkata apa, sedangkan lorong waktu sudah tidak mungkin hadir kembali, aku hanya terdiam dalam tangis, dan mencoba berfikir dinamis, namun tak bisa, owh sungguh malangkah nasibku?
Aku punya teman namanya istiqomah, dulu aku berteman akrab dengannya, dia sesuai namanya, selalu istiqomah, jangan pernah kalian memotong namanya ketika memanggil dia, karna nama itu baginya sangat berharga dan menjadi doa bagi orang yang mengucapkannya. Dulu kemana-mana kami selalu bersama, namun 2 tahun ini aku mulai merasakan kerenggangan antara kami, dia selalu menemuiku, namun kadang aku terlalu sibuk dengan temanku yang lain, yaitu suasana baru dan orang-ornag baru, dia menatap sedih dan iba, namun aku sesekali memandangnya dengan tatapan penyesalan, tapi aku tidak bisa menemuinya,, ah aku kira aku sudah mulai menjauhinya secara permanen.
Kini dia telah tiada dan tak tampak lagi seperti dulu, akan tetapi kadang-kadang dia bisa hadir dengan tiba-tiba untuk menyapa dan berkata kepadaku, “aku istiqomah, masih ingatkah kau? Aku adalah teman akrabmu baik dulu atau sekarang, tetaplah menjadi sahabat karibku MJ”, seketika itu aku terbangun, dan kudapati itu hanyalah mimpi belaka, tapi anehnya mimpi itu setiap hari datang dengan kata dan lakon yang sama. Aku berharap itu akan menjadi kenyataan.
Selain istiqomah aku juga punya teman yang namanya Hammasah, seperti namanya, dia selalu semangat dan pandai menyemangatiku, namun dalam 2 tahun terakhir, aku mulai melihatnya semakin menjauh juga, sama seperti yang istiqomah lakukan, aku mulai kehilangan teman-temanku satu persatu, selain mereka berdua ada juga Teguh, Nurani, Mukhlishah, dan Syaja’ah.
Ketika aku bertemu dalam mimpi, aku selalu menanyakan kepada mereka “kenapa kalian menjauhiku?”, jawaban mereka hanyalah “kami tidak pernah menjauhimu, tapi kamu selalu menghindar ketika kami ingin bertemu”.
sobat, tahukah kalian bagaimana perasaanku ketika mereka mengatakan demikian? Aku merasa sakit hati, dan aku seperti orang jahat kalau mendengar penuturan mereka.
Akhir2 ini aku menyadari, Aku benar2 kehilangan mereka saat ini, aku merasa mulai layu dan menyusut dan hampir saja mati sampai ke akar, hari2 ku selalu biasa2 saja tidak lagi seceria dulu, teman-teman hebatku sudah tidak ada, bagaimana mungkin aku berpetualang tanpa adanya “Hammasah” yang selalu menyemangatiku,
“Istiqomah” yang selalu membuatku yakin dalam pendirianku,
“ Teguh” yang selalu menguatkanku dalam hal apapun,
“Nurani” teman ketika aku berada dalam kebimbangan, dan
“Syaja’ah” yang selalu mendorongku untuk berani menghadapi kenyataan dalam mengarungi kehidupan.
          Terakhir kali aku menemukan sepucuk surat dari mereka yang isinya,
          “MJ, sahabat kami, kami tidak pernah melupakanmu, dan kami bukannya tidak pernah ingin menemuimu, tp ketika kami mencoba tuk menemuimu, dan  kami sapa namun  kau tak menoleh, kami bingung harus berbuat apa, dan kami biarkan saja dulu, kami terus diam dan mencoba lagi menyapamu, namun selalu tak ada tanggapan darimu, kami terus dan terus mencoba, namun tak ada respon darimu, kami mulai lelah, namun Hammasah selalu menyemangati kami agar tidak pantang menyerah untuk mengingatkanmu bahwa kami adalah sahabatmu yang paling baik, namun usaha kami ternyata masih belum cukup, kami putuskan untuk membiarkanmu saja dan kami akan pergi sampai saatnya kau sadar dan mencari kami, carilah kami jika kamu masih ingin menjadi sahabat kami, carilah,,cari saja,,kau pasti akan menemui ”.

          Aku benar-benar merasakan hampa, aku mulai berpetualang mencari mereka sampai kesini,
Tolong bagi kalian yang tau di mana mereka berada, kabarkan kepadaku,
Kalau kalian nanti bertemu mereka, cepat-cepatlah kasih tau keadaan ku yang rindu mereka di sisiku,
Dan kalau mereka juga mencariku tolong kasih tau bahwa rumah mereka kosong sekali, tak ada orang.

dan ku harap mereka tak akan pernah lupa bahwa rumah mereka adalah  “di dalam diri dan relung hatiku”.
Dan ku harap mereka msih sudi mendengarkan permintaanku untuk tinggal di sana.

Created by : Rusmini 

Rabu, 11 Januari 2012

DIORAMA DRAMA SANG PETUALANG

Seseorang melangkahkan kakinya kepada lembaran-lembaran kisah hidupnya
Lembaran-lembaran yang sudah lama tidak dihuni nya
Ia berjalan mundur dan terhenti pada sebuah bab yang menceritakan tentang sebuah
ruang yang usang
Ruang itu berdiri atas nama memori dan luka

Sebuah diorama yang dimainkan oleh bayang
Sebuah cerita yang tidak dimulai dengan awal maupun akhir
Mereka sudah disana dengan berbagai latar dan berbagai spektrum cahaya yang
bernama kelabu
Pemandangan itu beku, pemandangan itu bisu, dan yang dirasakan adalah pilu,

Mereka dengan tangan-tangan yang terulur terlalu tinggi tak mampu menjangkaunya
Mereka dengan eksistesi diri namun buta, tak mampu melihat pun merasakan
Mereka disana hanya menjadi figure penggembira tanpa mengerti esensi dari sebuah
pelipur lara
Dan seseorang kembali meneruskan perjalanannya terhadap labirin waktu

Kali ini seseorang terjerat pada lembar kisah dengan jelujur akar yang
mengitarinya
Akar itu berbentuk hati dan ronanya menorehkan hangat namun sesekali melolongkan
getir
Bab itu bercerita tentang sebuah pohon tua berbuah cinta
Buah cinta yang mengandung kompleksitas, pencarian, dan tambatan
Dan buah cinta pun menguak kembali kisahnya kepada seseorang….

Mereka yang bersembunyi dibalik perangai mereka yang semu pernah mengukir
namanya di bahumu
Mereka yang pernah menawarkan hati dan jiwa, bertekuk lutut dan mencium tanganmu
Mereka yang terlalu banyak bermain dengan api pernah luruh dan mencari
keberadaanmu
Namun cinta yang kau cari masih belum mampu menutup bagian dari kisah ini.

Dan buah cinta menghantarkan seseorang kepada lembar cahaya yang telah
menantinya di penghujung buku
Bab ini bercerita tentang Rumah tua dengan hamparan bunga yang luas
Rumah yang mengatas namakan estetika, keteduhan, dan kelapangan

Sebuah rumah yang menghadirkan kelegaan, kelapangan dan harmoni
Di rumah itu Ia bertelut, di rumah itu ia lepaskan segala kemelut
Sekian lama ia mencari dan berkelana
Tak didapati di mana, namun di hati

Setiap sketsa yang dilalui seseorang pun tak luput dari keberadaan individu
lain
Ruang usang, pohon cinta, dan rumah tua

Mereka yang terliku dan terlibat di dalam setiap kisah dari sekat kehidupan
Mereka yang merangkak bersama dan hadir dari berbagai sudut yang tak berbatas
Mereka yang seketika mengisi keping-keping jelaga dan yang pernah menjadi jelaga
Mereka adalah bingkisan yang sempurna bagi jiwa-jiwa yang tak sempurna
Bukan sebagai pelengkap, bukan juga sebagai penggembira
Namun sebagai bagian utama dari kisah penyentuh kehidupan

Sabtu, 07 Januari 2012

 Writing by : Rusmini Misk El Jannaty
ilmu Yang Menangis
        Ilmu yang menangis? Apakah ini hanya ungkapan yang biasa ataukah sesuatu yang perlu kita renungi lebih mendalam?. Pernahkah terpikir ketika anda berada di tempat yang menurut anda orang-orangnya berperilaku menyimpang baik itu dari segi agama ataupun norma masyarakat, apa yang akan anda lakukan?. Apabila dalam diri anda sudah tertanam rasa tanggung jawab serta solidaritas terhadap sesama maka anda pasti akan berontak, minimal melakukan pemberontakan tersebut dengan hati. Banyak berita-berita yang mengabarkan tindakan orang-orang yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka yang tinggi. Sebagai contoh, banyak pemberitaan yang ditayangkan di televisi tentang tindak korupsi dengan pelakunya adalah seorang pejabat yang yang berpengaruh dalam masyarakat luas, padahal seharusnya dia menjadi suri tauladan ataupun panutan bagi rakyat, tapi yang terjadi malah sebaliknya, mereka rela menginjak hak masyarakat demi mementingkan nafsu hedonis mereka yang jauh sekali dari sifat dan sikap di mana orang yang mendapatkan pendidikan yang tinggi, yang belajar moral, dan sebgai seorang penanggung amanah, tapi kita bisa berlapang dada sekarang karena pihak KPK telah banyak menangkap koruptor-koruptor di negeri kita tercinta ini, namun apakah itu cukup? Jawabannya “tidak”. Kita melihat bahwa selama ini proses pengadilan terkesan menangguhkan dan menunda-nunda pencarian bukti yang telah jelas, lalu masalahnya apa? Ternyata kaum hedonismepun ikut bertambah dari pihak aparat serta pengadilan yang harusnya membela kaum yang lemah malah ikut-ikutan melindungi dngan alasan masih dalam penyelidikan dan pencarian bukti-bukti yang tersisa. Ini tragis, tidakkah kita merasa bahwa dunia sudah mulai porak poranda dengan adanya amanah yang tak terjalankn ini.
            Lain hal sosial lain lagi masalah agama, khususnya mereka yang belajar di tempat  berbasikkan Islam, secara teori mereka menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, tapi alangkah memprihatinkannya jika kita melihat realita yang ada, berbaju muslim dan muslimah senantiasa berbaur dengan lawan jenis mereka tanpa ada kepentingan yang jelas, mereka hanya bercanda yang tak karuan, tidak mendatangkan hasil dan hanya membuang waktu saja, apa mereka tidak sadar bahwa mereka itu telah melakukan ikhtilath? Dalam ajaran Islam itu sendiri mereka tidak memperbolehkan ikhtilath yaitu lawan jenis yang berkumpul tanpa adanya kepentingan. Bahkan di antara mereka yang mengaku telah banyak mempelajari dan memperdalam tentang agama tega menodai agamanya sendiri dengan tindakan amoral, kita sebut saja “MBA” alias married by accident istilah yang sudah lumrah didengar di telinga kita, betapa menyedihkannya keadaan yang demikian ini, apa mereka lupa dengan kalimat ini “dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk”. ( QS. Al-isra :32). Namun nampaknya kalimat itu mereka anggap hanya sebagai formalitas belaka tanpa adanya kesadaran untuk berusaha mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
            Dari semua realita-realita yang telah dikemukakan di atas, jelaslah sudah mereka tidak ingin menyadari apa sebenarnya hakikat dari ilmu yang mereka peroleh, ke mana harusnya mereka pergunakan, secara cover mereka terlihat begitu luar biasa dan berwibawa, pintar, cerdas, tapi mereka tidak sadar telah dibodohi oleh hawa nafsu. Jauh di dasar sana ilmu yang mereka pelajari terus menagih hak mereka, mungkin terdengar lucu, masa ilmu mempunyai hak, tentu saja, hak mereka adalah di amalkan. Bagaimana dengan pepatah ini? “ilmu itu apabila tidak dimalkan seperti pohon tanpa buah, seperti rumah tanpa atap”, jelaslah sia-sia, apa orang-orang itu ingin  membiarkan ilmunya menjadi kering kerontang, seperti kacang lupa pada kulitnya, padahal yang menjadikan mereka orang yang berkedudukan dan pandai adalah ilmu itu sendiri, tapi mereka melupakan hakikat mempelajari ilmu tersebut yaitu untuk menggunakannya ke dalam kebaikan.
            Apakah kita ingin menjadi seperti mereka, tentunya katakan dengan tegas “TIDAK……!!!”. Jangan biarkan ilmu yang kita pelajari menangis, terlantar sia-sia, terlalu banyak jasa yang kita pergunakan dari dia, kita banyak mempunyai hutang jasa, dia telah membesarkan nama kita, dan membuat kita menjadi orang yang berakal, maka dari itu kita wajib memberikan hak mereka yaitu menampilkan mereka kedepan khalayak dengan cara mengamalkannya, semua ilmu itu benar, tidak ada istilah ilmu yang salah, tapi yang salah hanyalah penggunaanya, ilmu ibarat bayi yang suci, bersih, tapi terkadang pihak lainlah yang membuatnya kotor dan jelek, jadi amalkanlah ilmu secara benar.
            Di samping itu kita juga telah mengetahui orang yang berilmu serta mengamalkannya itu akan diangkat derajatnya ke tingkatan yang sangat tinggi. Sekarang pilihan di tangan kita semua, malulah kita dengan ilmu yang sudah bersedia menghampiri kita dan melekat dalam otak kita tapi kita membiarkannya tak berguna dan mengurungnya dalam ruangan yang tertutup dalam pikiran kita. Saya yakin anda semua adalah makhluk rasionalis yang berpikir jadi anda sudah bisa menentukan dan mengambil keputusan yang tepat. Kebimbangan yang ada hanyalah nafsu yang ingin ikut campur sedangkan nafsu hanya bisa tunduk oleh akal, jadi pergunkanlah akal sehat kita dengan baik.